Kreasi Mading Kelas Berjalan Kembangkan SDN 01 Nambangan Kidul (SiMas BerKembang)
Membaca merupakan kunci untuk dapat memperoleh informasi, membuka dan memperluas wawasan serta pengetahuan seseorang. Membaca juga merupakan salah satu bagian literasi yang sangat penting dalam kehidupan. Penguasaan literasi di abad modernisasi kini semakin dibutuhkan. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy (Koran Jakarta: 28/10/2017) bahwa literasi menjadi tolak ukur kemajuan bangsa dan mendapatkan perhatian dunia internasional. Tinggi rendahnya literasi suatu bangsa sangat berpengaruh pada kemajuan bangsa. Penguasaan literasi yang tinggi akan menjadikan suatu bangsa lebih maju dibanding bangsa yang penguasaan literasinya rendah. Contohnya, pada negara Finlandia sebagai negara paling literat nomor 1 di seluruh dunia (menurut riset yang dilakukan oleh Jhon W. Miller, Presiden Central Connecticut State University, New Britain, dan yang secara resmi dirilis oleh The World’s Most Literate Nations (WMLN) pada tahun 2016). Negara ini memiliki kegiatan literasi yang sudah dipupuk sejak dini, seperti mewajibkan anak membaca 1 buku per minggu. Selain itu, ketersediaan perpustakaan yang ada dimana-mana menjadikan masyarakatnya tidak punya alasan untuk tidak membaca. Selain Finlandia, negara Jepang juga memiliki penguasaan literasi yang sangat baik. Negara tersebut memiliki budaya membaca buku selama sepuluh menit bagi siswa sebelum masuk ke kelas. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama. Selain itu masyarakat Jepang juga mempunyai kebiasaan membaca dimanapun dan kapanpun, seperti saat sedang berada di transportasi umum, dan tempat-tempat vital lainnya.
Hal
tersebut berbanding terbalik dengan kondisi Indoneisa, fakta pertama, UNESCO
menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya
minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia
sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma
1 orang yang rajin membaca!
Riset
berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan
oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia
dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis
berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi
penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di
atas negara-negara Eropa.
Fakta berikutnya, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau
urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital
marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di
Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan
menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia
setelah Cina, India, dan Amerika. https://shorturl.at/EOQT2
Melihat fenomena itu, pemerintah melalui Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan menggagas sebuah gerakan literasi di sekolah yang
disebut Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS adalah upaya menyeluruh yang
melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan
masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Gerakan ini merupakan
implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2015 tentang penumbuhan budi pekerti. Pemerintah menyadari bahwa setiap sekolah
seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi siswa, guru, dan masyarakat.
Seperti diketahui, publik pada umumnya memahami praksis
pendidikan karakter hanya dalam konteks kelas. Padahal, proses pembelajaran di
dalam kelas, serta bagaimana gairah peserta didik muncul seringkali
terjadi karena ada faktor lingkungan yang membentuk budaya maupun sistem
dalam organisasi dan tata kelola sekolah.
Lebih dari itu, pendidikan karakter seringkali sangat
tergantung efektivitasnya dari kualitas kultur yang melingkupi
sebuah lembaga pendidikan. Kultur terbentuk dari norma, peraturan sekolah,
regulasi pendidikan, dan pembiasaan yang terbentuk dalam lingkungan
sekolah. Keempat hal tersebut perlu hadir dalam sebuah
interaksi antar pelaku pendidikan secara harmonis.
Sebagai sebuah gerakan nasional revolusi mental, Kemendikbud
menetapkan lima nilai utama karakter yang saling berkaitan dalam gerakan
PPK (Penguatan Pendidikan Karakter), yaitu religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, dan integritas. Adapun landasan hukum PPK adalah Peraturan
Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. https://shorturl.at/biGR3
Pembentukan karakter peserta didik di sekolah bisa
dilakukan melalui kegiatan kreatif dan reflektif dalam wadah majalah
dinding (mading). Membuat majalah dinding di lingkungan
sekolah merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kreativitas,
melatih kerjasama, menumbuhkan sikap reflektif dalam diri peserta didik, dan
meningkatkan kapabilitas berkomunikasi melalui bahasa tulisan.
Sejalan dengan kondisi di SDN 01 Nambangan Kidul,
ketika di awal tahun ajaran baru mengadakan assesesmen awal pembelajaran
literasi adaptasi Pratham TaRL (Teaching
at the Right Level) pada kelas rendah menunjukkan hasil bahwa banyak anak –
anak berada pada level paragraph dalam membaca belum pada level cerita pendek,
hal tersebut ditelusuri bahwa minat baca mereka sangat rendah terutama ketika
berada di rumah
Sekolah menjadi tempat nyaman jika peserta didik,
guru, dan tenaga kependidikan membiasakan sikap dan perilaku positif. Salah
satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan membaca di kelas”.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat
baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan
dapat dikuasai secara lebih baik. Hal ini dirasa perlu karena jika minat baca
dan keterampilan membaca rendah, bisa jadi berdampak pada prestasi yang juga
rendah. Semakin tinggi minat baca dan keterampilan membaca seseorang, maka akan
semakin cepat informasi dan pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika orang
tidak mempunyai minat untuk membaca otomatis dia tidak akan memiliki
keterampilan membaca, sehingga akan semakin sempit pengetahuannya.
Upaya menumbuhkan minat baca peserta didik
melalui gerakan literasi sekolah belum dilakukan di semua sekolah. Berangkat dari sedikitnya sekolah yang konsisten menerapkan gerakan
literasi sekolah ini, SDN 01 Nambangan Kidul Kota Madiun berusaha memaksimalkan
pemanfaatan budaya mutu sekolah yaitu SIMAS BERKEMBANG (KreaSI MAding
kelaS BERjalan KEMbangkan
SDN 01 NamBANGan Kidul” mampu meningkatkan kemampuan
literasi dan budaya membaca peserta didik Harapannya hasil dari budaya mutu ini dapat digunakan sebagai referensi
penerapan kebijakan gerakan literasi sekolah di sekolah-sekolah lainnya. Lebih
lanjut, program ini juga merupakan alternative pemanfaatan chromebook dalam
pembelajaran. Chromebook di manfaatkan untuk mendesain animasi atau mencari
refensi. Bagaimanaun melek literasi baik itu digital ataupun tidak dapat
menunjang mutu pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah “SIMAS
BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan
KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul)” mampu meningkatkan kemampuan
literasi peserta didik?
2. Bagaimanakah “SIMAS
BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan
KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul)” dapat meningkatkan budaya membaca
peserta didik?
C. Pemecahan Masalah
1.
Alternatif Solusi yang Ditawarkan
Literasi adalah kemampuan siswa mengakses, memahami
dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktifitas antara lain
melihat, menyimak, menulis atau berbicara. Kenyataan di lapangan pada saat
sekarang ini, kemampuan Literasi pada siswa mengalamai penurunan. Sebagai
contoh dilihat dari kenyataan bahwa siswa saat mengerjakan soal akan lebih senang
mendapat jawaban langsung (menyontek) dari teman tanpa mau mengerjakan sendiri
ataupun langsung bertanya pada HP ataupun chromebook melalui Google. Mereka
malas untuk membaca ataupun memahami soal yang ada. Padahal kalau anak mau
membaca pasti mereka akan dapat mengerjakan soal dengan mudah. Dengan terbiasa
membaca, anak akan berpikir secara kritis dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Yang juga bisa tertuangkan dalam sebuah tulisan, gambaran, pembuatan sebuah
produk atapun hasil karya yang lain.
Ada tiga faktor yang menyebabkan menurunnya
kemampuan membaca pada siswa sekarang antara lain: 1). Beralihnya fasilitas
bermain pada anak. Anak sekarang bermain dengan menggunakan gadget. Dimana cara
bermain menggunakan gadget ini hanya membutuhkan kontak antara dirinya sendiri
dengan gadget tersebut. Anak sudah tidak membutuhkan orang lain. 2).Tayangan
televisi dengan acara yang beraneka ragam membuat anak betah berada di depan
Televisi.3). Orang tua yang senantiasa disibukkan dengan berbagai kegiatan,
sehingga anak kehilangan perhatian Orang tua.
Program Literasi membutuhkan media yang tepat untuk
menerapkan keseluruhan komponen Literasi seperti membaca, menulis, memahami
ataupun menggunakan informasi secara tepat. Majalah Dinding dalam hal ini SIMAS
BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS
BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan
Kidul), merupakan salah satu jenis media komunikasi
sederhana yang sangat tepat sebagai wadah unjuk kerja anak dalam Gerakan
Literasi sekolah. Hasil tulisan atau gambar bisa dipasang di papan mading.
Hasil tulisan bisa berupa puisi, pantun, cerpen, karikatur, kata mutiara,
berita tentang kegiatan sekolah dan sebagainya. Di madding siswa juga bisa
menampilkan kemampuannya dalam mengakses informasi baik dari media cetak
ataupun elektronik sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada serta
perkembangan usia mereka.
Ada beberapa manfaat dari
budaya mutu SIMAS BERKEMBANG ini, diantaranya adalah :
1. NIlai Estetika
Nilai-nilai
yang dilatihkan dalam pembuatan majalah dinding adalah nilai estetika melalui
desain unik yang inovatif, kemampuan berkomunikasi menarik melalui bahasa
tertulis, kemampuan berpikir kritis dalam menelaah dan membuat kajian tulisan
terhadap tema tertentu. Di samping itu dalam mading juga menjadi ajang
latihan untuk menyelesaikan persoalan saat pengelola mading
membahasa isu-isu tertentu yang ada di lingkungan sekitar mereka (Doni
Koesoema A & Evi Anggraeny, 2020).
SIMAS BERKEMBANG ini bisa dipasang di dinding kelas
yang merupakan tempat strategis sehingga anak mudah untuk membaca. Hasil karya
yang telah terpasang, bisa dimanfaatkan sebagai bahan bacaan teman yang lain
sehingga mereka mendapat ilmu dan inspirasi untuk mengembangkan daya pikir
serta bakat dan minat.
Pendampingan
wali kelas sangat dibutuhkan daalam pemilihan tema ataupun pembagian tim
creator. Agar kualitas isi mading dapat terjaga, sebaiknya para guru juga
dilibatkan sebagai pembaca materi atau editor isi mading yang akan
dimuat.
2. Melatih Tanggung Jawab dan Percaya Diri
Mading
selaian menerima naskah umum dari peserta didik, juga memberi tanggung
jawab pada redaktur untuk membahas topik tertentu. Redaktur mading
juga perlu belajar cara menulis dan mengekspresikan gagasan dengan baik.
Dengan demikian, selain menyeleksi naskah yang lain, redaktur juga
menjadi pemikir utama dalam mendeskripsikan pokok persoalan dalam
tema mading yang sedang dibahas.
SIMAS
BERKEMBANG diterbitkan secara reguler, 2 minggu sekali, hal ini merupakan
tanggung jawab dan tim kreator dan pengelolanya sesuai giliran yang telah
disepakati. Yang harus diperhatikan creator sebagai tanggung jawabnya adalah majalah
dinding perlu didesaian dan dikelola secara kreatif. Konsep majalah
dinding adalah enak dibaca dan dilihat. Oleh karena itu, membuat majalah
dinding memerlukan pemilihan ukuran, jenis, dan warna yang menarik. Daya
tarik majalah dinding keseluruhan eksposisi gagasan dan pemikiran dalam
bentuk tulisan maupun gambar-gambar yang akan memperkaya imajinasi dan
visualisasi pembaca. Sebagai contoh pengelola mading bisa membuat model tiga
dimensi. Melalui format mading tiga dimensi kreativitas atau imajinasi
pengelola akan tertantang.
Dari
pengelolaan SIMAS BERKEMBANG yang intensif di kelas secara tidak langsung akan
dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada diri peserta didik. Saat hasil
karyanya dibaca oleh puluhan bahkan ratusan anak lain, otomatis akan muncul
rasa percaya diri. Hal ini memiliki dampak yang sangat positif bagi peserta
didik dalam mengembangkan kemampuannya. Rasa percaya diri ini akan memacu
mereka untuk terus berkarya dengan tujuan agar karyanya dapat dinikmati
teman-teman di sekolahnya.
2. Kebaharuan
Keunggulan / Inovasi
Pendidikan
dan pengajaran yang berguna untuk perikehidupan bersama menurut KHD adalah
untuk memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Untuk mencapai
tujuan itu, pembelajaran yang berpihak pada murid harus rirancang dan diterapkan,
baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler
Salah satu
kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi, kreatifitas,
kerjasama dan keterlibatan muri melalui kegiatan kokurikuler adalah SIMAS
BERKEMBANG (kreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul).
Kegiatan ini digunakan sebagai upaya peningkatan kreatifitas murid sesuai
dengan bakat dan minat. Selain itu, dirancang untuk meningkatkan kemampuan
literasi dan meningkatkan budaya membaca murid
Program
“SIMAS BERKEMBANG” ini dilaksanakan dengan memanfaatkan aset-aset yang ada di
sekolah, di antaranya aset manusia (Kepala Sekolah, Guru, rekan sejawat, dan
murid), aset sosial (kemitraan dengan berbagai pihak sebagai narasumber
wawancara), aset fisik (ruang kelas, perpustakaan, jaringan wifi, laptop, dan
pojok baca), aset politik (kebijakan KS dalam membuat Tim Literasi), dan aset
lingkungan.
Semua aset
tersebut dimanfaatkan secara maksimal untuk melaksanakan program “SIMAS
BERKEMBANG. program ini, keterlibatan murid sangatlah besar. Suara dan pilihan
murid dalam melaksanakan program sangat terlihat jelas karena semua mendapatkan
tugas sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Dengan demikian, semua murid
merasakan kepemilikan dari program ini.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat diketahui bahwa “SIMAS BERKEMBANG” dapat menggerakkan
kepemimpinan murid. Selain itu, program yang dilakukan ini untuk mengatasi
rendahnya kemampuan literasi dan budaya membaca di sekolah, serta kerja sama
tim sangat membantu murid untuk belajar sosial emosional agar terbentuk murid
yang memiliki karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.
“SIMAS BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS
BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan
Kidul)” adalah Gerakan Literasi Sekolah yang menitikberatkan
pada kreatifitas tim kelas dalam mendesain madding kelas. Kelebihannya madiing
ini tidak hanya menampilkan animasi dari tulisan tangan dari tim kreaator,
tetapi juga menampilkan kreasi dari animasi digital ataupun pemanfaatan QR code
didalamnya untuk mempersempit media yang ditampilkan. Dalam hal ini, unyuk
kelas atas memanfaatkan media chromebook dan laptop untuk mengimplementasikan
ide mereka secara digitalisasi
3.
Program Unggulan yang ditawarkan
Berdasarkan
permasalahan rendahnya kompetensi siswa dalam budaya membaca dan berliterasi, SDN
01 Nambangan Kidul melaksanakan program unggulan sekolah yang diberi nama SIMAS
BERKEMBANG akronim dari KreaSI MAding
kelaS BERjalan KEMbangkan
SDN 01 NamBANGan Kidul. Program ini
merupakan kegiatan literasi dengan pemanfaatan chromebok dalam mengkreasikan mading
di kelas. Hal ini merupakan strategi untuk menumbuhkan kebiasaan gemar membaca
sehingga dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan,
menginterpretasi isi bacaan dalam bentuk kutipan bermakna, dan merefleksikan isi
bacaan dalam sebuah presentasi. Program ini dilaksanakan dengan strategi membentuk
tim creator madding di tiap kelas dan secara bergantian (dua minggu sekali)
menampilkan karya dan kreatifitas mereka dalam madding kelas. Pemantauan
administrasi menggunakan jurnal literasi yang dimiliki oleh wali kelas. Pada
jurnal tersebut di tuliskan tema – tema yang dikreasikan masing – masing tim
creator di kelasnya dan tentunya menuliskan penilaian terhadap kreasi mereka.
4. Unsur/Pihak
yang dilibatkan/terlibat
Program “SIMAS
BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan
KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul” melibatkan semua warga sekolah, mulai dari Kepala Sekolah, bapak/ibu
guru, karyawan/karyawati, siswa-siswi kelas 1 sampai dengan 6, komite sekolah,
Dinas Pendidikan Kota Madiun, serta peran aktif orang tua/ walimurid.
Dalam hal ini peran Kepala Sekolah sebagai pemangku
kebijakan program – program yang ada di sekolah atau managerial sekolah. Lebih
lanjut, guru memandu dan membimbing siswa dalam memusyawarahkan siapa yang bertugas
dan tema apa yang akan di tuangkan dalam Simas
Berkembang. Tentunya, kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif dari
seluruh siswa SDN 01 Nambangan Kidul dalam menerapkan kreatifitasnya dalam Simas Berkembang dan mereka juga yang
memanen hasil karyanya untuk peningkatan kompetensi literasi dan meningkatkan
budaya membacanya. Peran aktif orang tua/ wali murid terlibat terutama dalam
pengadaan sarana dan prasarana yang siswa butuhkan dalam mengkreasi Simas Berkembang. Lebih lanjut, komite
sekolah selaku partner kerja memberikan dukungan positif dalam program ini.
D. Penerapan Budaya Mutu dan Dampak
1. Pelaksanaan
Budaya Mutu
Program
“SIMAS
BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan
KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul” dilaksanakan di kelas masing –
masing. Dalam hal ini, peran serta wali murid dan paguyupan kelas sangat
dibutuhkan dalam memfasilitasi peserta didik dalam membuat SIMAS BERKEMBANG.
Adapun prosedur dari SIMAS BERKEMBANG adalah sebagai berikut:
a.
Setiap
dua minggu sekali tema dari SIMAS BERKEMBANG diganti
b.
Tim
kreator SIMAS BERKEMBANG di susun berdasarkan kesepakatan yang ada di kelas,
masing – masing tim terdiri dari 4 atau 5 siswa
c.
Tema
dari SIMAS BERKEMBANG meliputi tema terkait karakter seperti anti bullying, profil
pelajar Pancasila dsb. Selain itu, tema mading dapat terkait dengan materi yang
ada pada pelajaran sehari – hari misalkan khebinekaan, energy, kemerdekaan, dan
lainnya.
d.
Setiap
tiga bulan sekali diambil creator SIMAS BERKEMBANG terbaik pada masing – masing
kelas dan diberikan reward khusus, dan diumumkan ketika pelaksanaan upacara
bendera
Gambar
2.1Pembagian Reward SIMAS BERKEMBANG Terbaik
e.
Tim
creator bisa memanfaatkan computer dan printer sekolah ataupun laptop dan
chromebook mereka masing – masing
f.
Jika ada kreasi materi berbentuk video
ataupun artikel yang panjang tim creator dapat mendesainnya dalam QR code
melalui QR code extension pada chromebook / laptop mereka
Gambar
2.2 QR Code pada SIMAS BERKEMBANG
g.
Pemanfaatan SIMAS BERKEMBANG dilakukan
setiap saat, baik ketika ada pembelajaran ataupun ketika jam istirahat.
h.
Penilaian SIMAS BERKEMBANG terbaik
dilakukan oleh wali kelas dan Tim Gerakan Literasi Sekolah dan dilakukan
pengumuman setiap tiga bulan sekali, ketika pelaksanaan upacara bendera di hari
Senin
2. Hasil
dan Dampak Budaya Mutu
Untuk
melihat sejauh mana program SIMAS BERKEMBANG maka, diadakan pre test dan post
test. Dimana, pada kelas 1 melakukan assesmen awal pembelajaran literasi
adaptasi pratham TaRL terkait dengan komptensi membaaca awal. Selanjutnya,
diadakan pre test dan post test terkait dengan peningkatan literasi siswa yang
dikaitkan dengan pelajaran sehari ini.
Berikut
ini hasi pre test dan post test penilaian Bahasa Indonesia kelas 4 SDN 01
Nambangan Kidul. Hasil ini digunakan untuk menilai sejauh mana manfaat atau
implementasi SIMAS BERKEMBANG dalam meningktakan kompetensi literasi siswa.
Tabel
2.1 Hasil Pre Test dan Post Test Siswa Kelas IV SDN 01 Nambangan Kidul
No. |
Nama |
Kelas |
Pre
Test |
Post
Test |
Persentase Kenaikan (%) |
1. |
Aldiano Syahputra D |
4
A |
54 |
92 |
41,30 |
2. |
Alfiano Syahputra Dhani |
4
A |
58 |
88 |
34,09 |
3. |
Dolfan Syahid S |
4
A |
54 |
94 |
42,55 |
4. |
Muhammad Nur Hafidz |
4
A |
53 |
88 |
39,77 |
5. |
Nara Mariana Desy |
4
A |
55 |
85 |
35,29 |
6. |
Velliani Aulia Fhadillah |
4
A |
68 |
89 |
23,60 |
7. |
Dista Nur Aditiya |
4
A |
56 |
88 |
36,36 |
8. |
Jimmy Dadang Setiawan |
4
A |
55 |
90 |
38,89 |
9. |
Muhammad Valencia I |
4
A |
60 |
92 |
34,78 |
10. |
Reffa Kusuma Putri |
4
A |
54 |
89 |
39,33 |
11 |
Renny Kusuma Putri |
4
A |
58 |
89 |
34,83 |
12. |
Restu Mardiyah |
4
A |
63 |
90 |
30,00 |
13. |
Fandyka Vikry Arkana |
4
A |
58 |
92 |
36,96 |
14. |
Abrizam
Nur Faeyza |
4
B |
64 |
90 |
28,89 |
15. |
Alfin
Alfarisqi Kanaekta |
4
B |
62 |
90 |
31,11 |
16. |
Ananda
Febriana Putri P |
4
B |
62 |
92 |
32,61 |
17 |
Arum Nur
Hanifah |
4
B |
60 |
93 |
35,48 |
18. |
Azzahra
Asyila R |
4
B |
62 |
90 |
31,11 |
19. |
Eldiansyah
Hanan A |
4
B |
58 |
92 |
36,96 |
20. |
Haikal
Rabani Damaru |
4
B |
64 |
89 |
28,09 |
21. |
Kanaya
Kusuma W |
4
B |
62 |
88 |
29,55 |
22. |
Kokoh
Maulana C |
4
B |
65 |
93 |
30,11 |
23. |
Muhamad
Alawi A |
4
B |
56 |
93 |
39,78 |
24. |
Rachel
Angelita Putri |
4
B |
54 |
92 |
41,30 |
25. |
Saddam
Qodir Jaelani |
4
B |
56 |
92 |
39,13 |
26. |
Tryztan
Ilham D |
4
B |
58 |
92 |
36,96 |
27. |
Annisa
Wahyu Nur H |
4
B |
54 |
90 |
40,00 |
28. |
Ernes
Martanova |
4
B |
64 |
85 |
24,71 |
29. |
Shendy
Dwi Nugroho |
4
B |
65 |
92 |
29,35 |
Rata
- rata |
59,03 |
90.31 |
34,58% |
Dari
rekapitulasi hasil penilaian literasi siswa khususnya mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas 4 terlihat bahwa ada peningkatan yang siginfikan antara
sebelum aplikasi SIMAS BERKEMBANG dan sesudahnya. Berdasarkan table diatas ada
kenaikan hasil pre test ke post test dari nilai rata – rata 59,03 menjadi 90,31
pada post test. Dalam hal ini, sekitar 34,58% mengalami kenaikan kompetensi
Tidak
hanya itu saja melalui SIMAS BERKEMBANG, budaya membaca siswa cenderung naik.
Hal tersebut berdasarkan refleksi petugas perpustakaan SDN 01 Nambangan Kidul,
yang menyatakan bahwa adanya kenaikan pengunjung perpustakaan setelah adanya
program ini
Link Inovasi Dindik :
Komentar
Posting Komentar