Kreasi Mading Kelas Berjalan Kembangkan SDN 01 Nambangan Kidul (SiMas BerKembang)

 Membaca merupakan kunci untuk dapat memperoleh informasi, membuka dan memperluas wawasan serta pengetahuan seseorang. Membaca juga merupakan salah satu bagian literasi yang sangat penting dalam kehidupan. Penguasaan literasi di abad modernisasi kini semakin dibutuhkan. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy (Koran Jakarta: 28/10/2017) bahwa literasi menjadi tolak ukur kemajuan bangsa dan mendapatkan perhatian dunia internasional. Tinggi rendahnya literasi suatu bangsa sangat berpengaruh pada kemajuan bangsa. Penguasaan literasi yang tinggi akan menjadikan suatu bangsa lebih maju dibanding bangsa yang penguasaan literasinya rendah. Contohnya, pada negara Finlandia sebagai negara paling literat nomor 1 di seluruh dunia (menurut riset yang dilakukan oleh Jhon W. Miller, Presiden Central Connecticut State University, New Britain, dan yang secara resmi dirilis oleh The World’s Most Literate Nations (WMLN) pada tahun 2016). Negara ini memiliki kegiatan literasi yang sudah dipupuk sejak dini, seperti mewajibkan anak membaca 1 buku per minggu. Selain itu, ketersediaan perpustakaan yang ada dimana-mana menjadikan masyarakatnya tidak punya alasan untuk tidak membaca. Selain Finlandia, negara Jepang juga memiliki penguasaan literasi yang sangat baik. Negara tersebut memiliki budaya membaca buku selama sepuluh menit bagi siswa sebelum masuk ke kelas. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama. Selain itu masyarakat Jepang juga mempunyai kebiasaan membaca dimanapun dan kapanpun, seperti saat sedang berada di transportasi umum, dan tempat-tempat vital lainnya.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi Indoneisa, fakta pertama, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

 Fakta berikutnya, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. https://shorturl.at/EOQT2

Melihat fenomena itu, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menggagas sebuah gerakan literasi di sekolah yang disebut Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS adalah upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Gerakan ini merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti. Pemerintah menyadari bahwa setiap sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi siswa, guru, dan masyarakat.

Seperti diketahui, publik pada umumnya memahami praksis pendidikan karakter hanya dalam konteks kelas. Padahal, proses pembelajaran di dalam kelas, serta bagaimana gairah peserta didik muncul seringkali terjadi karena ada faktor lingkungan yang membentuk budaya maupun sistem dalam organisasi dan tata kelola sekolah.

Lebih dari itu, pendidikan karakter seringkali sangat tergantung efektivitasnya dari kualitas kultur yang melingkupi   sebuah lembaga pendidikan. Kultur terbentuk dari norma, peraturan sekolah, regulasi pendidikan, dan pembiasaan yang terbentuk dalam lingkungan sekolah. Keempat hal tersebut perlu hadir dalam sebuah interaksi antar pelaku pendidikan secara harmonis.

Sebagai sebuah gerakan nasional revolusi mental, Kemendikbud menetapkan lima nilai utama karakter yang saling berkaitan dalam gerakan  PPK (Penguatan Pendidikan Karakter), yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Adapun landasan hukum PPK adalah Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. https://shorturl.at/biGR3

Pembentukan karakter peserta didik di sekolah bisa dilakukan melalui kegiatan kreatif dan reflektif dalam wadah majalah dinding (mading). Membuat majalah dinding di lingkungan sekolah merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kreativitas, melatih kerjasama, menumbuhkan sikap reflektif dalam diri peserta didik, dan meningkatkan kapabilitas berkomunikasi melalui bahasa tulisan.

Sejalan dengan kondisi di SDN 01 Nambangan Kidul, ketika di awal tahun ajaran baru mengadakan assesesmen awal pembelajaran literasi adaptasi Pratham TaRL (Teaching at the Right Level) pada kelas rendah menunjukkan hasil bahwa banyak anak – anak berada pada level paragraph dalam membaca belum pada level cerita pendek, hal tersebut ditelusuri bahwa minat baca mereka sangat rendah terutama ketika berada di rumah  

Sekolah menjadi tempat nyaman jika peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan membiasakan sikap dan perilaku positif. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan membaca di kelas”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Hal ini dirasa perlu karena jika minat baca dan keterampilan membaca rendah, bisa jadi berdampak pada prestasi yang juga rendah. Semakin tinggi minat baca dan keterampilan membaca seseorang, maka akan semakin cepat informasi dan pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika orang tidak mempunyai minat untuk membaca otomatis dia tidak akan memiliki keterampilan membaca, sehingga akan semakin sempit pengetahuannya.

Upaya menumbuhkan minat baca peserta didik melalui gerakan literasi sekolah belum dilakukan di semua sekolah. Berangkat dari sedikitnya sekolah yang konsisten menerapkan gerakan literasi sekolah ini, SDN 01 Nambangan Kidul Kota Madiun berusaha memaksimalkan pemanfaatan budaya mutu sekolah yaitu SIMAS BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul” mampu meningkatkan kemampuan literasi dan budaya membaca peserta didik Harapannya hasil dari budaya mutu ini dapat digunakan sebagai referensi penerapan kebijakan gerakan literasi sekolah di sekolah-sekolah lainnya. Lebih lanjut, program ini juga merupakan alternative pemanfaatan chromebook dalam pembelajaran. Chromebook di manfaatkan untuk mendesain animasi atau mencari refensi. Bagaimanaun melek literasi baik itu digital ataupun tidak dapat menunjang mutu pendidikan.

 

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.   Bagaimanakah SIMAS BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul)” mampu meningkatkan kemampuan literasi peserta didik?

2.   Bagaimanakah SIMAS BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul)” dapat meningkatkan budaya membaca peserta didik?

 

C.  Pemecahan Masalah

1.   Alternatif Solusi yang Ditawarkan

Literasi adalah kemampuan siswa mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktifitas antara lain melihat, menyimak, menulis atau berbicara. Kenyataan di lapangan pada saat sekarang ini, kemampuan Literasi pada siswa mengalamai penurunan. Sebagai contoh dilihat dari kenyataan bahwa siswa saat mengerjakan soal akan lebih senang mendapat jawaban langsung (menyontek) dari teman tanpa mau mengerjakan sendiri ataupun langsung bertanya pada HP ataupun chromebook melalui Google. Mereka malas untuk membaca ataupun memahami soal yang ada. Padahal kalau anak mau membaca pasti mereka akan dapat mengerjakan soal dengan mudah. Dengan terbiasa membaca, anak akan berpikir secara kritis dan mampu berkomunikasi dengan baik. Yang juga bisa tertuangkan dalam sebuah tulisan, gambaran, pembuatan sebuah produk atapun hasil karya yang lain.

Ada tiga faktor yang menyebabkan menurunnya kemampuan membaca pada siswa sekarang antara lain: 1). Beralihnya fasilitas bermain pada anak. Anak sekarang bermain dengan menggunakan gadget. Dimana cara bermain menggunakan gadget ini hanya membutuhkan kontak antara dirinya sendiri dengan gadget tersebut. Anak sudah tidak membutuhkan orang lain. 2).Tayangan televisi dengan acara yang beraneka ragam membuat anak betah berada di depan Televisi.3). Orang tua yang senantiasa disibukkan dengan berbagai kegiatan, sehingga anak kehilangan perhatian Orang tua.

Program Literasi membutuhkan media yang tepat untuk menerapkan keseluruhan komponen Literasi seperti membaca, menulis, memahami ataupun menggunakan informasi secara tepat. Majalah Dinding dalam hal ini SIMAS BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul), merupakan salah satu jenis media komunikasi sederhana yang sangat tepat sebagai wadah unjuk kerja anak dalam Gerakan Literasi sekolah. Hasil tulisan atau gambar bisa dipasang di papan mading. Hasil tulisan bisa berupa puisi, pantun, cerpen, karikatur, kata mutiara, berita tentang kegiatan sekolah dan sebagainya. Di madding siswa juga bisa menampilkan kemampuannya dalam mengakses informasi baik dari media cetak ataupun elektronik sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada serta perkembangan usia mereka.

Ada beberapa manfaat dari budaya mutu SIMAS BERKEMBANG ini, diantaranya adalah :

 

1.   NIlai Estetika

Nilai-nilai yang dilatihkan dalam pembuatan majalah dinding adalah nilai estetika melalui desain unik yang inovatif, kemampuan berkomunikasi menarik melalui bahasa tertulis, kemampuan berpikir kritis dalam menelaah dan membuat kajian tulisan terhadap tema tertentu. Di samping itu dalam mading juga menjadi ajang latihan  untuk menyelesaikan  persoalan saat  pengelola mading membahasa isu-isu tertentu  yang ada di lingkungan sekitar mereka (Doni Koesoema A & Evi Anggraeny, 2020).

SIMAS BERKEMBANG ini bisa dipasang di dinding kelas yang merupakan tempat strategis sehingga anak mudah untuk membaca. Hasil karya yang telah terpasang, bisa dimanfaatkan sebagai bahan bacaan teman yang lain sehingga mereka mendapat ilmu dan inspirasi untuk mengembangkan daya pikir serta bakat dan minat.

Pendampingan wali kelas sangat dibutuhkan daalam pemilihan tema ataupun pembagian tim creator. Agar kualitas isi mading dapat terjaga, sebaiknya para guru juga dilibatkan sebagai pembaca materi atau editor isi mading yang akan dimuat. 

2.   Melatih Tanggung Jawab dan Percaya Diri

Mading selaian menerima naskah umum dari peserta didik, juga memberi tanggung jawab pada redaktur untuk membahas topik tertentu. Redaktur mading juga perlu belajar cara menulis dan mengekspresikan gagasan dengan baik. Dengan demikian, selain menyeleksi naskah yang lain, redaktur juga menjadi pemikir utama dalam mendeskripsikan pokok persoalan dalam tema mading yang sedang dibahas. 

SIMAS BERKEMBANG diterbitkan secara reguler, 2 minggu sekali, hal ini merupakan tanggung jawab dan tim kreator dan pengelolanya sesuai giliran yang telah disepakati. Yang harus diperhatikan creator sebagai tanggung jawabnya adalah majalah dinding perlu didesaian dan dikelola secara kreatif. Konsep majalah dinding adalah enak dibaca dan dilihat. Oleh karena itu, membuat majalah dinding memerlukan pemilihan ukuran, jenis, dan warna yang menarik. Daya tarik majalah dinding keseluruhan eksposisi gagasan dan pemikiran dalam bentuk tulisan maupun gambar-gambar yang akan memperkaya imajinasi dan visualisasi pembaca. Sebagai contoh pengelola mading bisa membuat model tiga dimensi. Melalui format mading tiga dimensi kreativitas atau imajinasi pengelola akan tertantang.

Dari pengelolaan SIMAS BERKEMBANG yang intensif di kelas secara tidak langsung akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada diri peserta didik. Saat hasil karyanya dibaca oleh puluhan bahkan ratusan anak lain, otomatis akan muncul rasa percaya diri. Hal ini memiliki dampak yang sangat positif bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya. Rasa percaya diri ini akan memacu mereka untuk terus berkarya dengan tujuan agar karyanya dapat dinikmati teman-teman di sekolahnya.

2.   Kebaharuan Keunggulan / Inovasi

Pendidikan dan pengajaran yang berguna untuk perikehidupan bersama menurut KHD adalah untuk memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Untuk mencapai tujuan itu, pembelajaran yang berpihak pada murid harus rirancang dan diterapkan, baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi, kreatifitas, kerjasama dan keterlibatan muri melalui kegiatan kokurikuler adalah SIMAS BERKEMBANG (kreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul). Kegiatan ini digunakan sebagai upaya peningkatan kreatifitas murid sesuai dengan bakat dan minat. Selain itu, dirancang untuk meningkatkan kemampuan literasi dan meningkatkan budaya membaca murid

Program “SIMAS BERKEMBANG” ini dilaksanakan dengan memanfaatkan aset-aset yang ada di sekolah, di antaranya aset manusia (Kepala Sekolah, Guru, rekan sejawat, dan murid), aset sosial (kemitraan dengan berbagai pihak sebagai narasumber wawancara), aset fisik (ruang kelas, perpustakaan, jaringan wifi, laptop, dan pojok baca), aset politik (kebijakan KS dalam membuat Tim Literasi), dan aset lingkungan.

Semua aset tersebut dimanfaatkan secara maksimal untuk melaksanakan program “SIMAS BERKEMBANG. program ini, keterlibatan murid sangatlah besar. Suara dan pilihan murid dalam melaksanakan program sangat terlihat jelas karena semua mendapatkan tugas sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Dengan demikian, semua murid merasakan kepemilikan dari program ini.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa “SIMAS BERKEMBANG” dapat menggerakkan kepemimpinan murid. Selain itu, program yang dilakukan ini untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi dan budaya membaca di sekolah, serta kerja sama tim sangat membantu murid untuk belajar sosial emosional agar terbentuk murid yang memiliki karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.

 SIMAS BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul) adalah Gerakan Literasi Sekolah yang menitikberatkan pada kreatifitas tim kelas dalam mendesain madding kelas. Kelebihannya madiing ini tidak hanya menampilkan animasi dari tulisan tangan dari tim kreaator, tetapi juga menampilkan kreasi dari animasi digital ataupun pemanfaatan QR code didalamnya untuk mempersempit media yang ditampilkan. Dalam hal ini, unyuk kelas atas memanfaatkan media chromebook dan laptop untuk mengimplementasikan ide mereka secara digitalisasi

3.   Program Unggulan yang ditawarkan 

Berdasarkan permasalahan rendahnya kompetensi siswa dalam budaya membaca dan berliterasi, SDN 01 Nambangan Kidul melaksanakan program unggulan sekolah yang diberi nama SIMAS BERKEMBANG akronim dari KreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul. Program ini merupakan kegiatan literasi dengan pemanfaatan chromebok dalam mengkreasikan mading di kelas. Hal ini merupakan strategi untuk menumbuhkan kebiasaan gemar membaca sehingga dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan, menginterpretasi isi bacaan dalam bentuk kutipan bermakna, dan merefleksikan isi bacaan dalam sebuah presentasi. Program ini dilaksanakan dengan strategi membentuk tim creator madding di tiap kelas dan secara bergantian (dua minggu sekali) menampilkan karya dan kreatifitas mereka dalam madding kelas. Pemantauan administrasi menggunakan jurnal literasi yang dimiliki oleh wali kelas. Pada jurnal tersebut di tuliskan tema – tema yang dikreasikan masing – masing tim creator di kelasnya dan tentunya menuliskan penilaian terhadap kreasi mereka.

4.   Unsur/Pihak yang dilibatkan/terlibat

Program SIMAS BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidulmelibatkan semua warga sekolah, mulai dari Kepala Sekolah, bapak/ibu guru, karyawan/karyawati, siswa-siswi kelas 1 sampai dengan 6, komite sekolah, Dinas Pendidikan Kota Madiun, serta peran aktif orang tua/ walimurid.

Dalam hal ini peran Kepala Sekolah sebagai pemangku kebijakan program – program yang ada di sekolah atau managerial sekolah. Lebih lanjut, guru memandu dan membimbing siswa dalam memusyawarahkan siapa yang bertugas dan tema apa yang akan di tuangkan dalam Simas Berkembang. Tentunya, kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh siswa SDN 01 Nambangan Kidul dalam menerapkan kreatifitasnya dalam Simas Berkembang dan mereka juga yang memanen hasil karyanya untuk peningkatan kompetensi literasi dan meningkatkan budaya membacanya. Peran aktif orang tua/ wali murid terlibat terutama dalam pengadaan sarana dan prasarana yang siswa butuhkan dalam mengkreasi Simas Berkembang. Lebih lanjut, komite sekolah selaku partner kerja memberikan dukungan positif dalam program ini.

 

 

 

D.  Penerapan Budaya Mutu  dan Dampak

1.   Pelaksanaan Budaya Mutu

Program SIMAS BERKEMBANG (KreaSI MAding kelaS BERjalan KEMbangkan SDN 01 NamBANGan Kidul” dilaksanakan di kelas masing – masing. Dalam hal ini, peran serta wali murid dan paguyupan kelas sangat dibutuhkan dalam memfasilitasi peserta didik dalam membuat SIMAS BERKEMBANG. Adapun prosedur dari SIMAS BERKEMBANG adalah sebagai berikut:

a.   Setiap dua minggu sekali tema dari SIMAS BERKEMBANG diganti

b.   Tim kreator SIMAS BERKEMBANG di susun berdasarkan kesepakatan yang ada di kelas, masing – masing tim terdiri dari 4 atau 5 siswa

c.   Tema dari SIMAS BERKEMBANG meliputi tema terkait karakter seperti anti bullying, profil pelajar Pancasila dsb. Selain itu, tema mading dapat terkait dengan materi yang ada pada pelajaran sehari – hari misalkan khebinekaan, energy, kemerdekaan, dan lainnya.

d.   Setiap tiga bulan sekali diambil creator SIMAS BERKEMBANG terbaik pada masing – masing kelas dan diberikan reward khusus, dan diumumkan ketika pelaksanaan upacara bendera

   



Gambar 2.1Pembagian Reward SIMAS BERKEMBANG Terbaik

e.   Tim creator bisa memanfaatkan computer dan printer sekolah ataupun laptop dan chromebook mereka masing – masing

f.      Jika ada kreasi materi berbentuk video ataupun artikel yang panjang tim creator dapat mendesainnya dalam QR code melalui QR code extension pada chromebook / laptop mereka



Gambar 2.2 QR Code pada SIMAS BERKEMBANG

g.   Pemanfaatan SIMAS BERKEMBANG dilakukan setiap saat, baik ketika ada pembelajaran ataupun ketika jam istirahat.

h.   Penilaian SIMAS BERKEMBANG terbaik dilakukan oleh wali kelas dan Tim Gerakan Literasi Sekolah dan dilakukan pengumuman setiap tiga bulan sekali, ketika pelaksanaan upacara bendera di hari Senin

2.   Hasil dan Dampak Budaya Mutu

Untuk melihat sejauh mana program SIMAS BERKEMBANG maka, diadakan pre test dan post test. Dimana, pada kelas 1 melakukan assesmen awal pembelajaran literasi adaptasi pratham TaRL terkait dengan komptensi membaaca awal. Selanjutnya, diadakan pre test dan post test terkait dengan peningkatan literasi siswa yang dikaitkan dengan pelajaran sehari ini.

Berikut ini hasi pre test dan post test penilaian Bahasa Indonesia kelas 4 SDN 01 Nambangan Kidul. Hasil ini digunakan untuk menilai sejauh mana manfaat atau implementasi SIMAS BERKEMBANG dalam meningktakan kompetensi literasi siswa.

 

 

 

 

 

 

Tabel 2.1 Hasil Pre Test dan Post Test Siswa Kelas IV SDN 01 Nambangan Kidul

No.

Nama

Kelas

Pre Test

Post Test

Persentase Kenaikan (%)

1.

Aldiano Syahputra D

4 A

54

92

41,30

2.

Alfiano Syahputra Dhani

4 A

58

88

34,09

3.

Dolfan Syahid S

4 A

54

94

42,55

4.

Muhammad Nur Hafidz

4 A

53

88

39,77

5.

Nara Mariana Desy

4 A

55

85

35,29

6.

Velliani Aulia Fhadillah

4 A

68

89

23,60

7.

Dista Nur Aditiya

4 A

56

88

36,36

8.

Jimmy Dadang Setiawan

4 A

55

90

38,89

9.

Muhammad Valencia I

4 A

60

92

34,78

10.

Reffa Kusuma Putri

4 A

54

89

39,33

11

Renny Kusuma Putri

4 A

58

89

34,83

12.

Restu Mardiyah

4 A

63

90

30,00

13.

Fandyka Vikry Arkana

4 A

58

92

36,96

14.

Abrizam Nur Faeyza

4 B

64

90

28,89

15.

Alfin Alfarisqi Kanaekta

4 B

62

90

31,11

16.

Ananda Febriana Putri P

4 B

62

92

32,61

17

Arum Nur Hanifah

4 B

60

93

35,48

18.

Azzahra Asyila R

4 B

62

90

31,11

19.

Eldiansyah Hanan A

4 B

58

92

36,96

20.

Haikal Rabani Damaru

4 B

64

89

28,09

21.

Kanaya Kusuma W

4 B

62

88

29,55

22.

Kokoh Maulana C

4 B

65

93

30,11

23.

Muhamad Alawi A

4 B

56

93

39,78

24.

Rachel Angelita Putri

4 B

54

92

41,30

25.

Saddam Qodir Jaelani

4 B

56

92

39,13

26.

Tryztan Ilham D

4 B

58

92

36,96

27.

Annisa Wahyu Nur H

4 B

54

90

40,00

28.

Ernes Martanova

4 B

64

85

24,71

29.

Shendy Dwi Nugroho

4 B

65

92

29,35

Rata - rata

59,03

90.31

    34,58%

 

 

 

Dari rekapitulasi hasil penilaian literasi siswa khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 4 terlihat bahwa ada peningkatan yang siginfikan antara sebelum aplikasi SIMAS BERKEMBANG dan sesudahnya. Berdasarkan table diatas ada kenaikan hasil pre test ke post test dari nilai rata – rata 59,03 menjadi 90,31 pada post test. Dalam hal ini, sekitar 34,58% mengalami kenaikan kompetensi

Tidak hanya itu saja melalui SIMAS BERKEMBANG, budaya membaca siswa cenderung naik. Hal tersebut berdasarkan refleksi petugas perpustakaan SDN 01 Nambangan Kidul, yang menyatakan bahwa adanya kenaikan pengunjung perpustakaan setelah adanya program ini


Link Inovasi Dindik :

https://disdik.madiunkota.go.id/2024/07/12/inovasi-dindik

Komentar